REFLEKSI PROYEK
Pada akhir tahun ajaran 2016-2017 di kelas Vaquita, aku dan
teman-teman sekelasku diberi tugas untuk membuat proyek mandiri berdasarkan
sebuah rumusan masalah terait kehidupan dan kesulitan sehari-hari. Aku memilih
untuk mencari masalah berkaitan dengan hewan-hewan, lebih spesifiknya aku
memilih masalah sehari-hari seorang pemilik hewan peliharaan. Aku menangguli
masalah kotoran hewan dengan membuat scooper
kotoran hewan. Produk ini aku buat untuk membantu membersihkan kotoran
kucing. Seperti scooper lain, produk
ini memiliki sekop berbentuk clamshell
yang memudahkan pengambilan kotoran, namun memiliki beberapa fitur lebih.
Salah satu dari fitur itu adalah scoop clamshellnya dibuka dan ditutup dengan dinamo, dan lengannya bisa
disesuaikan seperlunya. Buka tutup scoop memakai
dinamo agar bisa dapat fitur lengan yang dapat disesuaikan tanpa perlu
menghawatirkan kawat atau tali atau pengungkit lain. Lengan bisa disesuaikan
agar kita tidak perlu bungkuk, atau untuk yang tidak suka dekat dengan kotoran,
sehingga bisa jauh-jauh dari kotoran. Lengannya juga bisa jauh lebih panjang
dari scoop lainnya.
Pembuatan karya ini bukan sebuah hal yang aku anggap mudah,
inilah mengapa. Di awal pembuatan aku pertama mencari masalah dan membuat
rumusan masalah, lalu membuat draft sederhana tentang produk kami. Ini kami
buat dalam sebuah proposal yang nantinya akan dipresentasikan kepada kakak.
Dari situ kami mulai pembuatan produk aslinya dan pembuatan makalah.
Untuk beberapa minggu pertama aku fokus dalam pembuatan
makalah dan rancangan proyek. Setelah beberapa waktu kami diberi tahu bahwa bentuk
fisik produk harus dibuat untuk presentasi jadi aku terpaksa membuat produknya.
Setelah lama proses akhirnya selesai ini semua.
Pembuatan karya ini telah menjadi sebuah pembuka mata
untukku. Aku belajar untuk lebih mengurus waktuku, karena aku tidak tahu saat
nanti aku akan fokus sepenuhnya kepada sesuatu setelah meninggalkannya dan
berharap bisa selesai beberapa hari sebelum deadline, apabila akan ada hal
penting yang terjadi. Aku juga tidak bisa mengandalkan sistem kebut semalam
atau sistem kebut seminggu.
Lebih penting lagi aku belajar untuk bersabar, diawal pembuatan
ini aku mengalami sebuah hambatan atau kesulitan dalam pembuatan proyek, yakni
tangan kiriku tidak bisa dipakai selama beberapa minggu. Ini menyulitkan
mengetik seefisien sebelumnya dan membuat produk sangat sulit. Aku frustasi, karena
aku tidak mengerjakan apapun sesuai dengan rencana aku. Aku kesulitan memotong
sebuah duplex dengan cutter karena tidak bisa menahan duplex. Aku mengetik
dengan satu tangan, dan melihat teman-temanku sudah cepat mengerjakan makalah,
aku merasa tertekan dan cemas. Setelah beberapa minggu dengan tugasku
tertinggal aku mulai membenci tugas ini, karena aku tidak bisa melihat tujuan
dan gunanya proyek ini, digabung dengan aku merasa tertekan dari sumber lain,
aku culas mengerjakannya. Walaupun sekarang aku juga masih tidak begitu suka
dengan proyek ini namun, aku belajar untuk lebih sabar dan bersyuku atas apa
yang telah aku dapatkan, aku alami dan aku punya.
Aku juga belajar untuk meminta tolong saat perlu bantuan.
Aku selalu ingin membuktikan bahwa aku bisa melakukan hal-hal lain dengan
sendiri dan menyegani meminta bantuan. Sekarang aku lebih mengerti batas
kemampuan aku.
No comments:
Post a Comment