Tuesday, March 22, 2016
The Young Inventor
So, today was quite the day, I read a story for the 4th graders of my school, and they seemed pretty content with the story of The Young Inventor. I made this myself, and used art from Storybird's website. It was fun, though if I had to do it I would've been more enthusiastic. It was quite the experience and was different then just writing the story. That's about it, hopefully you all enjoy this story and see you later.
Saturday, March 5, 2016
Perjalanan ke Kerabat
Ceritaku mulai dipagi hari Sabtu yang cerah. Aku melangkah keluar gerbang rumah ku dan mulai berjalan ke sebuah pangkalan ojek dekat rumahku. Aku naik ojek sampai Lucky Square, sebuah mal dekat rumahku. Dari sana aku berjalan ke tempat dimana angkot biasanya menunggu, akupun menaiki angkot dengan angka 08 dibelakangnya. Di dalam angkot aku memperhatikan banyak hal, pertama, setelah aku naik angkot tersebut itu tidak langsung pergi tapi menunggu pelanggan lain. Aku melihat sebuah kumpulan orang-orang yang ikut juga di angkot yang aku naiki, mereka banyak berbicara dengan satu sama lain dalam bahasa, yang aku asumsi adalah, Jawa. Setelah beberapa lama semakin banyak orang masuk dan akhirnya angkotnya berangkat. Setelah sebuah perjalanan yang cukup panjang aku turun di tempat yang aku asumsi adalah tempat yang benar. Aku diberitahu bahwa aku seharusnya naik angkot lagi, tapi aku tidak melihat angkot lain selain angkot dengan angka 08. Akhirnya aku mulai berjalan, mengira bahwa aku turun di tempat yang salah, setelah beberapa menit berjalan dan tidak melihat landmark yang di ceritakan ibuku aku menanya seorang satpam dari sana. Lalu aku berbalik ke arah tadi dan naik angkot Kalapa-Kolot dan turun di depan gang Jl. Denki, rumah saudara nenekku.
Sesampainya disana aku disapa oleh Nin Ati dan ia memperkenalkanku ke Ua Kiki. Aku pun mulai berbicara dengannya agar lebih tahu tentangnya. Aku akhirnya berhasil lebih tahu kehidupan 3 orang, Ua Kiki, Nin Ati, dan Nin Min. Nin Ati dan Nin Min adalah kakak-adik, dan mereka ternyata saat lebih muda suka sekali travelling dan kenangan Nin Min yang paling ia suka saat berpergian adalah saat di Belanda, ketika ia ke sebuah taman yang ada banyak bunganya. Nin Min dan Nin Ati adalah pensiunan, sementara Ua Kiki sekarang kerja di Descona. Ua Kiki saat kecil sering diajar berburu dan perbah menembaki ayam-ayam tetangganya dan dimarahi. Kitapun berbicara untuk satu jam penuh aku ditawari makan dan minum. Setelah makan aku izin pulang dan akupun pamit dengan Nin Ati dan lainnya.
Dalam perjalan pulang aku naik angkot yang sama saat datang, angkot 08. Saat sudah dekat Carrefour Kiaracondong supir angkot aku memberitahu bahwa angkot ini berhenti di Carrefour. Jadi, aku naik angkot yang ada di belakangnya. Lalu saat dibawah jalan layang dan macet supir angkot yang ini menyerah dan meminta aku cari angkot yang lain. Lalu aku ke depan macet dan naik angkot paling depan. Setelah itu aku naik angkot Antapani-Ciroyom dan ketika sampai di terminal angkot Antapani, aku berjalan sampai ke rumahku.
Tuesday, March 1, 2016
Kak Dodi...
Jadi, hari ini cukup menarik. Tadi kami bertemu dengan adiknya Kak Danti, Kak Dodi. Ia adalah seorang arsitek yang sudah berpetualang ke banyak tempat. Ia menjelaskan tentang apa yang telah ia dapat dari sebuah kampung yang tinggal di tepi sungai ciliwung. Ia mengetahui sekarang bahwa mungkin ada beberapa alasan yang bagus untuk mereka hidup di tepi sungai, walau sungai itu kotor dan mungkin membahayakan kesehatan. Mereka juga tidak hidup seadanya, mereka beradaptasi hidup di sana dengan membuat sebuah sistem di sungai dan berusaha hidup sebaiknya.
Beberapa alasan untuk mereka tinggal disana adalah, seperti tidak ada tempat untuk berpindah, atau mungkin dengan pindah hidup mereka lebih sulit, seperti sulit ditemukan sekolah atau kerja yang baru.
Jadi dari cerita Kak Dodi aku jadi tersadar bahwa mungkin mereka bukan orang-orang yang tidak bisa pindah tapi mereka memilih kehidupan ini karena memang pilihan terbaik untuk diri mereka dan untuk keluarga mereka.
Beberapa alasan untuk mereka tinggal disana adalah, seperti tidak ada tempat untuk berpindah, atau mungkin dengan pindah hidup mereka lebih sulit, seperti sulit ditemukan sekolah atau kerja yang baru.
Jadi dari cerita Kak Dodi aku jadi tersadar bahwa mungkin mereka bukan orang-orang yang tidak bisa pindah tapi mereka memilih kehidupan ini karena memang pilihan terbaik untuk diri mereka dan untuk keluarga mereka.
Subscribe to:
Posts (Atom)